Selamat Datang

SELAMAT DATANG di BLOG SAYA

Wednesday 1 October 2014

Contoh Fiksi

Cinta Pertama yang Tak Terlupa
                “Assalamu’alaykum,...” terdengar suara merdu dari balik pintu kelas. Semua siswa melihat ke arah pintu, terpana melihat sesosok gadis cantik, manis dan imut. Gadis itu bernama Fithri, dia adalah siswa kelas X yang disukai oleh banyak orang. Salah satu orang yang mengaguminya adalah aku, namaku Qay anak kelas X dan kebetulan sekelas dengan Fithri. Perlahan Fithri memasuki kelas, suasana kelas sangat sepi karena seluruh siswa terpesona melihatnya. Dia adalah gadis yang kuidam-idamkan, tidak hanya cantik namun aku tahu benar dia. Sifatnya penyanyang, pengertian, sopan, santun dan rajin beribadah. Sungguh sosok gadis yang sempurna di mataku.
                Tiba-tiba tatapan matanya mengarah kepadaku, seketika tubuhku membeku diam seribu bahasa. Matanya yang indah, seolah-olah bersinar terang menyinari hatiku. Jantungku berdetak tak menentu dag.. dig.. dug kian melaju cepat. Kucoba paksakan tubuh ini untuk membalas tatapan matanya, oh betapa bahagianya untuk kesekian kalinya aku melihatnya tersenyum kepadaku. “Ya Allah , apa ini? Apa ini yang dinamakan CINTA?” tanyaku dalam hati.
                Dan tak kusangka dia menghampiriku, dan betapa kagetnya aku saat tersadar dia duduk disampingku. “Mimpi apa aku semalan bisa duduk disamping gadis yang kuimpikan!”, gerutuku. Waktu terus berjalan, dan belum ada satu katapun yang terlontar dari bibirku untuk memecah kecanggungan diantara kita berdua. Sampai bel pulang akhirnya dengan sedikit malu-malu aku mencoba mengajaknya mengobrol. Walau dengan banyak salah tingkah namun hal itu tak membuat percakapan kami menjadi garing bahkan kami banyak bercanda dan memecah kesenyapan kelas dengan bahak tawa kita berdua.
                Sesampainya dirumah aku teringat bahwa besuk dalah ulang tahunnya, langsung kuganti pakaianku ku ambil kunci motorku dan bergegas mencari sebuah kado sederhana tetapi berharga dan dia sukai. Dan kutemukanlah sebuah novel yang sangat di sukainya yang berjudul Jingga dan Senja. Perjuangan sangat terasa untuk mencari novel ini karena di toko tersebut novel tersebut tidak di letakkan pada rak nivel tetapi di rak cerita remaja. Padahal dari awal aku mecari di rak novel sampai 3 rak ku kelilingi. Setelah menemukan kado itu ku kembali ke rumah, ku bungkus sendiri kado itu dengan penuh rasa senang dan harapan semoga dia menyukai kadoku dan tidak melupakan aku.
                Keesokan harinya kuberangkat sekolah, hati ini tidak sabar untuk memberikan kado ini untuknya. Namun mau gimana lagi, sesampainya di sekolah aku bergegas memasuki kelas aku tunggu sampai bel masuk sekolah berbunyi tapi dia belum datang juga. Aku khawatir jika ada suatu hala yang tidak diinginkan terjadi. Ku ikuti semua mata pelajaran hari itu dengan tidak tenang, jiwaku di kelas namun hatiku tak tau dimana. Dan akhirnya bel pulang sekolah berbunyi, segerahlah ku lari ke luar kelas langsung tancap gas menuju rumahnya.
                Sesampainya dirumahnya, terlihat suasana sangat sepi. Rumah yang rindang bercat putih dengan kolam ikan di depan rumahnya membuat sejuk suasana namun tidak suasana hatiku. Ku ketuk pintu rumahnya yang besar dan berwarna coklat itu, berkali-kali namun tak ada jawaban jua. Terdengar suara dari arah belakang, sesosok pria paruh baya dengan pakaian putih dan berpeci memanggilku. Dia bertanya padaku mencari siapa, kuceritakanlah aku mecari Fithri dan pria itu berkata kepadaku bahwa Fithri sedang sakit. Semalaman tubuhnya panas dan langsung di ralikan ke rumah sakit dekat tempat tinggalnya. Setelah medengar keterangan dari pria itu langsung aku pamit kepadanya dan pergi ke rumah sakit tersebut. Dengan perasaan cemas dan risau ku coba tenangkan hati ini, ku kuatkan hati ini untuk selalu berpikir positif.
                Setibaku di rumah sakit, tempat yang kutuju pertama kali adalah administrasi untuk mengetahui nomor kamar yang dia temati. Stelah kuketahui ruangannya ku langkahkan kaki ini untuk menuntun hati ini menyusuri lorong demi lorong rumah sakit yang suasananya sedikit horor itu. Setelah beberapa menit mengelilingi lorong kutemukan juga ruangannya yaitu ruangan mawar melati nomor 1712. Kubuka perlahan pintu kamar itu, sedikit demi sedikit mulai terlihat suasana di dalam kamar ada seorang gadis terbaring lemas di atas kasur putih yang bersih. Tak tega melihatnya tak berdaya, kenapa harus dia yang sakit bukan aku saja.
                Aku mulai memasuki kamar itu, dan dia terbangun melihatku mulai terlihat wajahnya yang tetap cantik walau sedikit pucat. Kududuk di sampingnya ku ucapkan kata demi kata untuk menghiburnya, dan sampai saatnya aku mengucapkan selamat ulang tahun padanya serambi memberikan kado yang sudah kupersiapkan untuknya. Wajahnya mulai berubah, yang awalnya sedikit sedih dan murung sekarang mulai dihiasi oleh senyuman manis dan tetesan air mata bahagia. Kuusap perlahan air mata yang terlinang di pipinya, kuucapkan janji padanya janji suci yang harus selalu di tepati. “Aku selalu ada untukmu kapanpun, disaat suka maupun duka ...” janjiku padanya.

                Dari peristiwa tersebut aku bisa lebih dekat dengannya lebih banyak menghabiskan waktu besamanya. Kunikmati hari-hari seru , yang tak penah kulupakan. Dan inilah cinta pertama seorang remaja yang labil dan sedikit aneh. Namun justru inilah yang membuat masa-masa remaja kita menjadi indah dan selalu terkenang selamanya , seumur hayat kita.

No comments:

Post a Comment