Selamat Datang

SELAMAT DATANG di BLOG SAYA

Wednesday 1 October 2014

Contoh Apresiasi Film "Ratapan Anak Tiri"

APRESIASI FILM
Judul Film           : Ratapan Anak Tiri
Penokohan         :
·         Pak Yuono(bapak) : kasih sayangnya besar terhadap anaknya, penyayang pada keluarganya,dengan istri-istrinya,namun terdapat sebuah adegan dimana Pak Yuono terlihat ceroboh(ketika dimintai tanda tangan oleh rekan kerjanya).
·         Istri Pertama : penyayang terhadap anak-anaknya.
·         Ningsih(Istri kedua) : sebenarnya dia juga penyayang terhadap anak, namun mudah ter hasud,menjadikannya tokoh yang jahat terhadap anak angkatnya.
·         Neti(anak pertama) : anak yang berbakti kepada orang tua, pribadi yang cerdas, juga sayang kepada adiknya.
·         Susi(anak kedua) : anak yang lucu, dia penurut terhadap orang tuanya.
·         Harun : rekan kerja yang berperan sebagai penghasud, licik, dan bermuka dua.
Latar                      :
·         Tempat : Halaman rumah, Rumah, Kamar,Ruang makan, Dapur, Garasi, Kantor, Jalan, Warung, Kantor polisi.
·         Waktu : Pagi, siang, malam.
·         Suasana : menyenangkan, menyedihkan, menegangkan, menyakitkan, mengharukan
Alur                       :
Perkenalan : dipaparkan sebuah keluarga yang terdiri dari Bapak, Ibu, dan dua orang anak yang terlihat asik bermain. Namun kebahagian mulai susut, dimulai dari sang ibu meninggal akibat melanggar saran dokter untuk melahirkan anak ke tiganya.
Konflik memuncak : setelah ibu meninggal, posisinya digantikan dengan rekan satu kantor dari sang bapak. Ternyata orang tersebut mudah dihasut untuk meninggalkan tugasnya menjadi ibu rumah tangga dari keluarga sang bapak. Tambah lagi bapak yang dijebak masuk penjara atas tuduhan korupsi uang milik kantor oleh rekan kerjanya sendiri.
Klimaks : Ibu tiri mulai menunjukkan taringnya. Kian hari kian ia terhasut oleh orang lain, ia muali bertindak semenamena terhadap anak asuhnya, disuruhnya kedua kakak beradik tadi untuk mengerjakan pekerjaan rumah,oleh mereka sendiri. Hingga kedua kakak beradik tersebut kabur dari rumah untuk mencari bapaknya yang berada Di penjara.
Anti klimaks : keduanya akhirnya, setelah mengalami banyak kejadian naas yang bahkan hampir merengut nyawa, sekali lagi akhirnya mereka berdua dipertemukan oleh bapaknya yang telah bebas dari penjara dan ditangkapnya rekan kerjanya. Mereka akhirnya dapat berpelukan lagi dengan bapaknya.



Rangkuman film
Sebuah keluarga menjadi pembuka cerita, terlihat gembira dan kesenangan terpancar dari kedua anaknya Neti dan Susi. Namun melihat janin dalam kandungan sang ibu (            )mulai menjadi, sang bapak, Pak Yuono tampak gelisah menanggapinya. Ia teringat masa lalunya ketika ia dan bu () melahirkan anak keduanya yaitu Susi sang ibu terlihat susah dan bertambah susah keadaannya, hingga sanag dokter berpesan untuk melakukan keluarga berencana dalam arti tidak boleh ada lagi anak ke tiga yang lahir dari sang ibu, namun seng ayah dan ibu melanggarnya. Naasnya sang ibu meninggal saat melahirkan anaknya yang ke tiga.
Deru air mata bercucuran deras dari mata kedua anaknya, sesekali teriakakan memeking ditelinga. Dilanjutkan dan digantikan peran sang ibu dalam kisah ini, wanita itu bernama Ningsih. Awalnya seperti kebanyakan ibu tiri ya... .
Seperti biasa sang bapak bekerja kekantornya.ia diminta menendatangani surat perusahaan oleh rekan kerjanya sendiri, Pak Harun yang ternyata sebuah jebakan, ia ditipu. Nasib telah berkata jadilah Pak Yuono sebagai pelaku dugaan korupsi. Ibu tirinya mendapatkan surat dari sang bapak berisikan berita ditahanya dirinya atas tuduhan korupsi dan sebuah permohonan untuk merawat sementara kedua anak kandungnya. Beberapa hari setelah surat itu Ningsih rajin mengunjungi Pak Yuono di penjara, ia diberi saran untuk menjual beberapa perabot rumah untuk makan sehari hari dan memberhentikan sang bibi pembantu dari rumahnya untuk mengurangi penderitaan yang sudah dialami. Ningsih harus mengendong beban keluarga barunya dipundak. Dan pernah sesekali neti bertanya kemana perginya sang bapak, ia hanya dapat membalas bahwa sang bapak sedang ada urusan di luar kota.
Harun datang kerumah mengatakan basa-basinya didepan Ningsih seseorang yang masih menjadi idaman Pak Harun, ia merayunya semata mata cemburu kepada Pak Yuono yang menikahi Ningsih pujaan hatinya. Setelah kejadian itu keadaan dikeluarga semakin memburuk dengan di berhentikan sang bibi dari pekerjaannya kini mereka bertiga harus hidup diatas kaki mereka sendiri. Hari pertamanya terasa sudah begitu berat rasanya, yang harus dipikut oleh kedua bocah yang masih belia umurnya, sebenarnya tak pantas melakukan pekerjaan rumah yang terlalu berat begitu kenampakanya. Namun apalah daya yang dapat dilakukan oleh keduanya tersebut. Mereka hanya bisa bersabar menanti bapaknya pulang kepelukannya.
Hari mulai berganti kedua anaknya makin menjadi-jadi seperti babu dirumahnya sendiri, dengan bentakan pertama yang didengarnya sempat membuat mereka ketakutan. Tak jarang anya karenya kesalahan kecil sang anak dimarahinya seperti seorang maling. Puncaknya untuk hari itu Ningsih dan Harun meninggalkan rumah untuk sekedar bersenang-senang menonton film dibioskop, dengan syarat kedua anak tirinya harus tidur di garasi hanya karena tuduhan yang tidak dapat dipastikan kebenarannya.mereka hanya dua anak kecil yang berdaya kecil pula mereka hanya dapat meng-iya-kan perintah Ningsih. Harus bergelut dengan dinginnya angin yang menembus tulang, hujan deras yang tak henti menetes, dan mereka hanya berkemul sebuah selimut dari kamarnya, menggigil sudah pasti tak terelakkan. Bahkan setelah Ningsih dan Harun pulang masih juga sang anak mendapat amarah Ningsih.
Paginya mereka harus sekolah lagi namun tanpa sarapan hanya air putih yang tersedia di meja, mereka bahkan tidak mendapat uang saku untuk jajan di Sekolah, mereka pergi menapakkan kaki keluar rumah menuju sekolah. Nasib buruk menimpa mereka lagi, pulang sekolah sang kakak, Neti pusing kepala dan memutuskan untuk berhenti sejenak di depan sebuah rumah tua yang tampaknya tidak berpenghuni. Tak lama mereka lantutkan perjalana mereka pulang kerumah. Sekali lagi Neti jatuh pusing dan terjatuh dari jalannya. Untunglah tak jauh dari situ ada orang yang menolong mereka. Mereka sempat diberi makan tetapi mereka menolaknya.
Sampai dirumah, benar sudah berapi-api wajah sang ibu bentakan keras tak kuasa tertahan di mulut sang ibu, dikeluarkannya langsung tersembur kepada sang anak, jeweran dan teriakan mewarnai adegan itu. Klimaks terjadi ketika itu Harun Berkunjung ke rumah dan derada di dikamar Ningsih. Selagi Neti dan Susi mengerjakan pekerjaan rumah, tak sengaja Neti mendengar percakapan dari dalam bilik Ningsih. Ia mulai mendekatkan telinga kedepan kamar untuk lebih jelasnya. Yah tak sengaja sang adik Susi menjatuhkan perabot masak, Ningsih kaget dan mencoba menuju asal suara, namun didapatinya Neti sedang berada didepan pintu. Mulailah marah sang ibu tiri, bahkan lebih keras dan lebih anarki dari adegan sebelumnya, dilemparkan kepala sang anak ke tembok hingga berdarah hidung Neti, tak tahan lah aku melihatnya. Kedua anaknya menagis didepanya sambil melempar surat dari bapaknya, akhirnya mereka tahu mengapa sang bapak tak kunjung pulang.
Malamnya Ningsih dan Harun pergi lagi. Neti dan Susi merencanakan kabur dari rumah setelah hujan reda. Mereka membulatkan tekatnya, begitu hujan reda mereka berdua lari dengan tujuan mencari bapaknya di kantor polisi berharap bisa bertemu sang bapak. Dengan bekal sepasang selimut mereka mengarungi gelapnya malam, memerangi dinginya hawa ditubuh mereka. Mereka mencari tempat berlindung untuk menghabiskan malam itu. Tak hanya selesai di paginya, mereka harus juga bertahan hidup, mereka berusaha mencari sesuap nasi meski harus menukarkan sebuah selimut yang mereka bawa. Mereka berlanjut ke kantor polosi, di tengah jalan mereka bertemu orang tua yang menawarkan sebuah rumah dan kasih sayang, namun teringatlah Neti akan kegarangan ibu tiri, Neti lari menjauh sambil mengenggam tangan adiknya yang semula hanya berdiam diri. Sang kakak menjelaskan mengapa ia berteriak “tidak” kepada orang tua tadi, bahwa mereka sudah tidak percaya  pada orang tua tiri, mereka harus berusaha dengan usaha sendiri. Diujung perjalanan mereka menemukan penjara yang menahan bapaknya. Dengan tangis mereka berhasil bertemu bapak mereka. Pertemuan mereka harus disudahi atas waktu berkunjung yang sudah memanggil Pak Yuono untuk mendekam di penjara kembali. Kepala penjara sudah menawarkan bejajikannya untuk meninggalkan penjara dan menetap di rumahnya.
Di akhir cerita banyak hal sedih diungkapkan, malamnya sang adik sakit, ketika kakak membeli obat adiknya pergi entah kemana, bapaknya yang dipenjara bisa menghirupnafas segar dan dipenjarakannya Harun, adegan seorang anak yang tertabrak mobil yang dikira oleh Neti adalah adiknya Susi yang mengalami kecelakaan, mereka akhirnya bertemu kembali, disusun bapaknya yang menekani mereka akhirnya dan untuk akhirnya yang sudah diduga mereka berkumpul kembali utuh lagi, triwulan yang akhirnya dipertemukan kembali dijalan raya.



Amanat                :
·         Keluarga yang harmonis adalah keluarga yang seharusnya penuh dengan kasih sayang dan adanya komunikasi dan timbal balik yang baik supaya terbentuklah keluarga yang harmonis.
·         Untuk rutinitas dalam pekerjaan, meskipun itu sudah diyakinkan olh orang lain coba periksa dulu apa yang sebenarnya ada dalam tugasnya, entah itu proposal,lembar pengesahan, dll
·         Dari kejadian diatas dapat diketahui bahwa anak yang semakin lama ditekan dan selalu di beri hukuman fisik menjadikan keadaan psikologisnya menjadi tergangu, dapat menjadikan anak tersebut berani terhadap orang tua, bahkan hingga kabur dari rumah. Jadi rawatlah anakmu seperti orang tua mu menyayagi mu sewaktu kecil.
PENDAPAT
·         Ceritanya benar benar menyentuh hati banyak penontonya, kejadiannya dibuat semirip mungkin dengan kenyataannya benar benar membuat kagum penonton di masa jayanya film ini, namun bukan hanya pada tahun 80-90an bahkan sekarang saya contohnya he
·         Gambarnya kurang menarik,Ya memang pada waktu itu teknologi yang ada baru itu
·         Banyak hal-hal yang tidak dijelaskan dengan jelas seperti bagaimana Harun tertangkap, penyidikannya, dan apa yang terjadi dengan Ibu tiri mereka Nigsih, Apa dia melarikan diri, tertangkap polisi atau mungkin bunuh diri karena stress?.

·         Banyak mengumbar aurat,apa saat jaman itu belum ada perintah menggunakan hijab? Dan kurang bertatakrama wanita di film tersebut, ketika menghukum anak tirinya, dan bahkan mereka merokok.

No comments:

Post a Comment