Selamat Datang

SELAMAT DATANG di BLOG SAYA

Wednesday 1 October 2014

Contoh Fakta Feature

GURU
                Guru, .. profi ini pasti tidak asing lagi ditelinga kita. Dulu guru dkenal dengan pahlawan tanpa tanda jasa, namun seiring dengan berjalannya waktu sekarang guru dijuluki dengan pembangun insan cendekia. Seperti dimana terdengar pada lirik lagu hymne guru yang telah diperbarui.
                Guru sangat melekat dengan “PNS”, kebanyakan orang mengangap menjadi seorang PNS itu mudah. Sebenarnya PNS itu tidak mudah, untuk menjadi seorang PNS kita perlu melalui berbagai perjuangan. Coba kita lihat dari sepenggal kisah tentang perjuangan Ibu Kartinah dari awal karirnya hingga sekarang yang kurang lebih sudah berkecimpung dalam dunia pendidikan 30 tahun lamanya.
                Pada awalnya beliau mulai menekuni profesi ini sejak tahun 1982 menjadi salah satu guru TK. Pada saat itu benar-benar terlihat benar bahwa guru tanpa tanda saja, guru-guru honor sewaktu itu hanya di gaji dengan beras yang beratnya kurang lebih 5 kg. Setelah beberapa lama menggeluti profesi di Jogja beliau pindah ke Jakarta karena mengikuti kakaknya. Namun tidak terhenti di situ, setelah pindah ke Jakarta beliau tetap melanjutkan pekerjaannya sebagai guru TK. Disana beliau mengajar di salah satu TK yang cukup elit yaitu di daerah komplek wartawan. Disini sudah mulai ada gaji namun bukan berupa beras seperti di Jogja melainkan berupa uang yang berjumlah Rp. 20.000,00. Sungguh jumlah yang cukup sedikit namun ditahun segitu bahan-bahan pangan juga masih murah dan tidak seperti sekarang ini.
                Kemudian pada tahun 1994, ada ujian CPNS yang diselenggarakan di Jakarta. Tanpa berpikir panjang beliau mengikuti ujian tersebut. Tiap-tiap tes telah beliau lalui, pada saat itu tes tidak tertulis seperti saat ini tetapi tes lisan dan itu justru lebih bisa meyakinkan sebenarnya dari pada tes tertulis. Hari demi hari telah dilalui dan akhirnya pengumuman hasilnya keluar. Dan langsungl beliau melihat hasilnya, dan ternyata beliau bisa lulus dan ditetapkan sebagai PNS dan ditempatkan pada TK yang sama. Saat itu seorang PNS masih digaji Rp 17.000,00 namun tambahan dari yayasan tetap ada.
                Beberapa tahun kemudian ada yang mendirikan sebuah TK di sekitar komplek wartawan dan jarak dari TK beliau sangatlah dekat. TK itu bernama TK Ibu Kasur dan pada tahun ajaran berikutnya TK beliau mengalami kekurangan murid katrena banyak yang tertarik dan bersekolah di TK baru tadi. Berhubung di TK beliau ada 5 guru negeri naja 2 orang di kantorkan dan tidak mengajar termasuk beliau karena jumlah guru tidak sesuai dengan jumlah murid yang hanya sedikit. Dan setengah tahun kemudian beliau dipindah tugaskan mengajar di salah satu TK di daerah Jakarta Barat. Beliau memulai mengajar kembali dan tidak mengantor lagi.
                Setelah itu pada tahun 1991 beliau mutasi ke Jogja dan kembali mengajar disana. Beliau mengajar di TK Al-Huda yang berada di dusun Mandungan. Berbeda dengan TK di Jakarta tadi, disini jumlah gaji hanya dari pemerinta karena yayasan tidak menambahi uang untuk guru negeri. Karen tunjangan untuk guru honorer saja agar tidak iri satu sama lain. Beliau sanagt lama mengajar di TK tersebut, bertahun-tahun. Lalu pada tahun 2001 beliau memutuskan untuk melanjutkan ke perndidikan di jenjang yang lebih tinggi yaitu kuliah. Beliau kuliah di salah satu perguruan tinggi di Jogja, yaitu IKIP PGRI dan mengambil jurusan BK. Namun beliau  tidak meninggalakn profesinya sebagai guru, namun kuliah sambil kerja padahal beliau pada tahun itu juga telah memiliki keluarga dan anak keduanya masih kecil. Beliau harus merelakan banyak waktu untuk TK dan kuliahnya dibanding bermain dengan anak-anaknya. Setelah kira-kira empat tahun menjalani masa-masa kuliah akhirnya beliau dapat menyelesaikan kuliahnya dan lulus pada tahun 2005.
                Dan pada saatnya beliau tentram mengajar di TK Al-Huda dan memperjuangkannya karena pada saat gempa sekolah itu belum memiliki gedung sendiri dan gedung yang ditempati hancur luluh lantak oleh gempa. Beliau mencari bantuan kesan kemari hanya demi TK tersebut, bahakan walau hujan datang beliau tetap gigih memperjuangkannya. Sampai akhirnya beliau mendapatkan tanah wakaf untuk Tknya dan berhasil membangun TK yang kokoh dan lebih layak. Namun cobaan datang, ada salah seorang yang kurang senang dengan beliau dan mencoba menjatuhkannya. Ornag itu membuat fitnah-fitnah yang kurang  masuk akal kepada kepala yayasan. Sampai-sampai beliau sakit hanya karna meimikirkan hal itu.
                Akhirnya karena beliau sudah tidak kuat bertahan di TK yang dengan susah payah beliau bangun dari nol sampai sekarang. Beliau memutuskan untuk mutasi ke TK Pertiwi 58 Kwasen , disana beliau justru lebih nyaman karena teman-teman guru disana ramah dan baik-baik. Dan tidak ada masalah yang terlalu serius namun setiap orang pasti ada masalah. Dan beliau masih mengajar di TK Pertiwi 58 Kwasen sampai sekarang. Dan beliau berharap agar diberi kelancaran dalam mengajar dan diberi kesehatan pula agar bisa membangun anak-anak bangsa yang lebih baik.
                Inilah sepenggal kisah dari perjuanagan seorang guru untuk tetap menjalankan kewajibannya membangun anak bangsa yang mulia akhlaq dan moralnya. Kita dapat memtik banyak pelajaran dari berbagai pengalaman beliau. Saat ini beliau telah meiliki banyak piagam baik penghargaan maupun atas partisipasinya mengikuti segala kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan. Kegigihannya serta kerja kerasnya perlu sebagai inspirasi untuk kita semua gar tidak mudah putus asa karena masalah-maslah yang sebenarnya bisa kita atasi. Semoga perjuangan beliau tidak terhenti dan akan terus berlanjut selamanya dan banyak penerus-penerusnya yang akan menghisupakan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik lagi.

No comments:

Post a Comment