Elpiji atau LPG (Liquified
Petroleum Gas) adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal
dari gas alam. Dalam kondisi atmosfer, elpiji berbentuk gas tetapi di pasaran
dalam bentuk cair dalam tabung logam bertekanan. Hal tersebut dikarenakan
elpiji dalam bentuk cair lebih kecil volumenya daripada bentuk gas untuk berat
yang sama. Agar terjadi ekspansi panas tabung elpiji tidak diisi penuh tetapi
hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Menurut spesifikasinya elpiji dibagi
menjadi tiga jenis yaitu, elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji butana.
Elpiji campuran merupakan elpiji yang dipasarkan oleh Pertamina.
Elpiji
di Indonesia banyak digunakan sebagai bahan bakar terutama pada kompor gas.
Banyak masyarakat memilih memakai elpiji karena lebih bersih, efisien dan mudah
digunakan. Akan tetapi hal tersebut kurang ditanggapi oleh pemerintah.
Pemerintah tidak mampu menjaga kestabilan harga elpiji. Hal tersebut dapat
dilihat dalam grafik perkembangan harga elpiji 50kg di Indonesia pada tahun
2008. Pada bulan Januari harga elpiji 50kg Rp 7.900,00/kg, April Rp
6.800,00/kg, Juli Rp 6.900,00/kg, Agustus Rp 7.200,00/kg. Berdasarakan data
tersebut dapat dilihat perbedaan harga dari tiap-tiap bulan pada tahun 2008.
Meskipun
harga elpiji tiap bulannya hanya selisih sedikit, tetapi hal tersebut berdampak
terhadap aktivitas masyarakat yang bergantung banyak pada elpiji. Kesemarwutan
harga ini membuat masyarakat peminat elpiji bertambah tetapi juga berkurang.
Peminat elpiji dapat bertambah sewaktu harga turun tetapi banyak masyarakat
berminat bukan dikarenakan harga yang turun, sulitnya mencari bahan bakar untuk
memasak selain gas seperti minyak tanah juga menjadi alasan kebanyakan
masyarakat. Sebaliknya peminat elpiji dapat turun pada saat harga elpiji
mengalami kenaikan, hal ini sering sekali menjadi alasan konsumen dari kalangan
menengah ke bawah. Masyarakat yang kurang mampu untuk membeli elpiji lebih
memilih memasak menggunkan kayu atau bahan bakar lain.
Ketidakstabilan
harga elpiji tersebut tidak hanya berdampak pada peminatnya namun juga dapat
memengaruhi harga kebutuhan pokok. Bukan hanya harga bensin yang dapat membuat
harga sembako naik namun elpiji juga dapat mmebuat harga sembako naik. Hal
tersebut dikarenkan sudah banyak produsen yang menggunakan elpiji sebagai bahan
bakar mereka.
Dalam
hal ini pemerintah seharusnya dapat lebih menstabilkan harga elpiji. Namun kita
juga tidak dapat menyalahkan seutuhnya pada pemerintah, karena naik turunnya
harga elpiji juga dipengaruhi oleh harga minyak dunia. Kita sebagai konsumen
yang baik hendaknya mensikapi hal ini dengan sebaik-baiknya. Kita harus
berhemat dalam memakai elpiji, harus dapat memanfaatkan dengan optimal dan
baik. Marilah kita ubah cara hidup yang boros demi generasi yang lebih baik.